Seni sastra sunda atau pupuh

17 November 2014 20,958 views No Comment
Advertisement

Berbicara tentan budaya sunda memang tidak akan ada habisnya, karena berjuta budaya di di dalamnya wajib kita ketahui sebagai generasi muda untuk melestarikannya atau dalam bahasa sunda , melestarikan itu adalah ngamumule. nah pada kesempatan ini saya akan mebahas sebua sastra ternama dari ranah sunda yang dimana biasa di bilang kawih. Berikut ini informasinya untuk anda.
image

Pupu adalah sebuah sastra bahasa dari sunda yang dimana di dalamnya meceritakan sebuah peribahasa, dalam pembagiannya pupuh ini di bagi menjadi 17 bagian

-Pupuh kinanti

-pupuh sinom

-pupuh asmarandana

-dangdanggula

-magatru

-mijil

-Durma

-pangkur

-maskumambang

-pucung

-wirangrong

-jurudemung

-balakbak

-gambuh

-gurisa

-lambang

-ladrang

nah itu 17 jenis pupuh diatas, namun pada posting kali ini saya hanya akan membahas sebagisn dari pupuh diatas ,

1. Kinanti

kinanti memiliki pola sastra yang berbentuk : 8-u.8-i,8-a,8-i,8-a,8-i maksudnya adalah dimana sebagian kata-katanya memiliki akhiran huruf yang sama, contohnya sebagai berikut

Budak leutik bisa ngapung

babaku apungna peuting

nguriling kakalayangan

neang nu amis-amis

sarupaning bubuahan

naon wae nu kapanggih,

dari pupuh diatas memiliki arti atau yang dimaksud adalah hewan kelelawar dimana kita ketahui bahwa kelelawar mencari makan pada malam hari, dan mencari yang manis-manis.

2. sinom

memiliki pola dengan bentuk 8-a, 8-i,8-a,8-i,7-i,8-u,7-a,8-i

sebagai contoh berikut ini bentuknya

Aya hiji rupa kembang

raranggeuyan tapi leutik

rupana bodas kacida

matak lucu liwat saking

hanjakalna teu seungit

lamun ku urang di ambung

kitu soteh ti beurang

ari seug mungguh ti peuting

sumeleber nyambung saparakanti

Nah itu contohnya , sebagaimana diatas memiliki makna bahwa sebuah bunga yang ciri khasnya dengan cara mengeluarkan aroma wangi jika pada malam hari sedangkan pada siang hari tidak beraroma.

3. asmarandana

memiliki pola dengan bentuk 8-i, 8-a, 8-e/o, 8-a 7-a, 8-u.

dengan contoh sastranya sebagai berikut ini

eling-eling murangkalih

kudu apik jeung berseka

ulah odoh ka panganggo

mun kotor geuwat seuseuhan

soeh geuwat kaputan

ka nu buruk masing butuh

ka nu anyar masing lebar

dari kawih atau pupuh diatas ada sebah makna yang sangat mendidik dimana pesan atau amanat yang tercantum adalah supaya anak muda zaman sekarang untuk lebih menjaga diri dalam artian lebih bisa mandiri dan bisa mengatur segala sesuatu dengan bersih dan tidak perlu sedikit-sedikit meminta bantuan pada orang lain.

4. dangdanggula

memiliki pola yang sedikit meningkat yakni dengan 10-i, 10-a, 8-e/o, 7-u, 9-i, 7-a, 6-u, 8-a, 12-i, 7a.

dengan contoh sastra sebagai berikut ini

keak kerak merak lir careurik

heulang julang kalong ngahalangan

geuri-geuri tinggarero

maung bati ngahaung

kuwiwi mah bati ngecewis

salaga ngiring lara

ka sang putri wiku

jeung pada bijil alpukah

sato-sato berhala gunung sirinding

bumela ka nu lara

Makna dari pupuh ini adalah sebuah kesedihan bagi semua ciptaan tuhan kepada orang yang sednag memiliki masalah hingga membuat dirinya bersedih,

nah itulah informasi untuk kali ini, pada posting selanjutnya ingsyaallah akan saya lanjutkan mengenai 17 jenis sisa yang belum saya bahas pada waktu ini.

Related posts:

  1. Sebutan khusus berdasarkan umur dalam bahasa sunda
Seni sastra sunda atau pupuh | risa | 4.5

Tinggalkan Pesan!

Silahkan tinggalkan komentar atau pesan anda...